Pages

Rabu, 16 Mei 2012

CONTOH TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP


TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

                                                                                                                                                                                  
NAMA ANGGOTA :
1.           Ariyanto
2.           Derry Ramandika
3.           Fajri Nur Rochim
4.           Kemal Firdaus
5.           Moch. Hasan Setiadi
6.           Ramdhan Permana
7.           Sandi Maulana
8.           Sofiandi



A.   Latar Belakang
          Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan masalah hama petani dan peladang di sekitar kita, Dengan melakukan praktek pembuatan insektisida ini kita harapkan dapat membantu para petani maupun peladang agar bisa menuntaskan permasalahan hama yang sangat sering mengganggu.
          Insektisida merupakan cara terbaik dan termudah untuk membunuh hama, cara pembuatannyapun sungguh mudah dan sederhana kita hanya memerlukan beberapa bahan yang mudah dan pasti ada di sekitar kita yaitu, daun sirsak dan biji sirsak.
          Insektisida ini merupakan pembunuh alami hama yang ramah kantong dan ramah lingkungan selain bahannya yang mudah di dapat insektisida ini mampu membunuh hama seperti, ulat, belalang, wereng atau tomcat sekalipun.
          Kami harapkan kepada para petani tidak usah membeli insektisida kimia di toko–toko alangkah lebih baiknya mencoba membuat dan melihat hasilnya sendiri.












B.   Pengertian Insektisida
      Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga.  Insektisida dapat memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu tanaman. Insektisida termasuk salah satu jenis pestisida.
      Insektisida dapat dibedakan menjadi golongan organik dan anorganik. Insekstisida organik mengandung unsur karbon sedangkan insektisida anorganik tidak. Insektisida anorganik umumnya bersifat alami, yaitu diperoleh dari makhluk hidup sehingga disebut insektisida hayati.

C.    Ada beberapa jenis insektisida, antara lain : 
Insektisida Sintetik
Insektisida organik sintetik yang banyak dipakai dibagi-bagi lagi menjadi beberapa golongan besar.
Senyawa Organofosfat
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan fosfat. Insektisida sintetik yang masuk dalam golongan ini adalah Chlorpyrifos, Chlorpyrifos-methyl, Diazinon, Dichlorvos, Pirimphos-methyl, Fenitrothion, dan Malathion.
Senyawa Organoklorin
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul organik dengan penambahan klorin. Insektisida organoklorin bersifat sangat persisten, dimana senyawa ini mashi tetap aktif hingga bertahun-tahun.  Oleh karena itu, kini insektisida golongan organoklorin sudah dilarang penggunaannya karena memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Contoh-contoh insektisida golongan organoklorin adalah Lindane, Chlordane, dan DDT.

Karbamat
Insektisida golongan karbamat diketahui sangat efektif mematikan banyak jenis hama pada suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam jumlah sedang. Namun, insektisida karbamat akan terurai pada suasana yang terlalu basa. Salah satu contoh karbamat yang sering dipakai adalah bendiokarbamat.



Pirethrin/ Pirethroid Sintetik
Insektisida golongan ini terdiri dari dua katergori, yaitu berisfat fotostabil serta bersfiat tidak non fotostabil namun kemostabil. Produknya sering dicampur dengan senyawa lain untuk menghasilkan efek yang lebih baik. Salah satu contoh produk insektisida ini adalah Permethrin.
Pengatur Tumbuh Serangga
Insektisida golongan ini merupakan hormon yang berperan dalam siklus pertumbuhan serangga, misalnya menghambat perkembangan normal. Beberapa contoh produknya adalah Methoprene, Hydramethylnon, Pyriproxyfen, dan Flufenoxuron.
Fumigan
Fumigan adalah gas-gas mudah menguap yang dapat membunuh hama serangga. Fumigan hanya boleh digunakan oleh personel terlatih karena tingkat toksisitasnya yang tinggi. Contoh-contohnya adalah Metil Bromida (CH3Br), Aluminium Fosfit, Magnesium Fosfit, Kalsium Sianida, dan Hidrogen Sianida.
Insektisida Hayati
Meskipun insektisida lebih dikenal merupakan senyawa sintetik, namun terdapat juga insektisida alami yang berasal dari bakteri, pohon, maupun bunga.
  • Silica (SiO2) merupakan insektisida anorganik yang bekerja dengan menghilangkan selubung lilin pada kutikula serangga sehingga menyebabkan mati lemas. Insektisida jenis ini sering dibuat dari tanah diatom atau kieselgurh, yang tersusun dari molekul diatom Bacillariophyceae.
  • Asam Borat (H3BO3) adalah insektisida anorganik yang dipakai untuk menarik perhatian semut.
  • Pirethrum adalah insektisida organik alami yang berasal dari kepala bunga tropis krisan. Senyawa ini memiliki kemampuan penghambatan serangga yang baik pada konsentrasi rendah. Namun berkaitan dengan proses ekstraksinya, senyawa ini sangat mahal.
  • Rotenon adalah insektisida organik alami yang diperoleh dari pohon Derris. Senyawa ini berfungsi sebagai insektisida yang menyerang permukaan tubuh hama.
  • Neem merupakan ekstrak dari pohon Neem (Azadirachta indica). Penggunaan Neem sebagai insektisida hayati dimulai sejak 40 tahun lalu. Ekstrak neem mengganggu aktivitas sistem pencernaan serangga, khususnya golongan Lepidoptera (ngengat dan kupu-kupu beserta larvanya). Selain itu neem juga berperan sebagai pengatur tumbuh dimana menyebabkan beberapa jenis serangga terus berada pada kondisi larva dan tidak bisa tumbuh dewasa.
  • Bakteri Bacillus thuringiensis memproduksi toksin Bt yang dapat mematikan serangga yang memakannya. Toksin Bt aktif pada pH basa dan menyebabkan saluran pencernaan serangga berlubang sehingga berujung pada kematian. Para peneliti telah berhasil memindahkan gen yang berperan dalam produksi toksin Bt dari B. thuringiensis ke tanaman kapas sehingga serangga yang memakan tanaman kapas tersebut akan mati. Kapas Bt merupakan salah satu organisme transgenik yang paling banyak ditanam di dunia.
            Insektisida seringkali digunakan melebihi dosis yang seharusnya karena petani beranggapan semakin banyak insektisida yang diaplikasikan maka akan semakin bagus hasilnya. Beberapa petani bahkan mencampurkan perekat pada insektisidanya agar tidak mudah larut terbawa air hujan. Namun, penggunaan perekat ini justru mengakibatkan tingginya jumlah residu pestisida pada hasil panen yang nantinya akan menjadi bahan konsumsi manusia. Menurut data WHO sekitar 500 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya dan diperkirakan 5 ribu orang meninggal setiap 1 jam 45 menit akibat pestisida dan/atau insektisida.
            Penggunaan insektisida sintetik juga dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan di dalam tanah selama bertahun-tahun, dapat merusak komposisi mikroba tanah, serta mengganggu ekosistem perairan.


D.   ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN INSEKTISIDA

          a. Alat                                              b. Bahan
           1. Kompor                                       1. Daun Sirsak
          2. Panci                                            2. Biji Sirsak
          4. Sendok                                         3. Air
          5. Blender








E.     Cara Pembuatan
a)    Rebus air di panci
b)    Haluskan biji sirsak dengan menggunakan blender
c)     Ketika mendidih masukan daun dan biji sirsak ke dalam panci
d)    Tunggu rebusan selama 10 menit
e)    Sesudah 10 menit  angkat dan saring air yang sudah di rebus tadi lalu tiriskan baskom.
f)      Tunggu hingga dingin
g)    Jika sudah dingin masukan ke dalam botol yang sudah tersedia
h)    Insektisida sudah bisa digunakan



F.     Kesimpulan
           Jadi insektisida tidak hanya bisa dibuat dari zat kimia saja namun juga bisa di buat dari bahan alami seperti yang kita tadi sudah jelaskan dan dengan percobaan ini kita bisa menghemat uang untuk membeli insektisida yang berbahan kimia dan juga instan.




0 komentar:

Posting Komentar